Director : Isao Takahata
Writers : Akiyuki Nosaka (Novel), Isao Takahata (Screeplay)
Stars : Tsutomu Tatsumi, Ayano Shiraishi, and Akemi Yamaguchi
Setsuko: ” Why must fireflies die so young? “
Mari
kita mulai dari Anime Grave Of The Fireflies. Banyak yang menangis
setelah menonton anime ini. Diambil dari kisah nyata Pengalaman yang
dialami oleh Penulis, Setelah baca reviewnya di imdb ternyata ada
pengalaman seseorang yang nonton di bioskop di mana setelah filmnya
berakhir suasananya jadi hening total dan tidak ada yang bersegera
keluar sekali pun telah end credit.. Seseru itu kah?
Film anti war yang
baik adalah film yang mampu menyampaikan pesan-pesannya tentang dampak
negatif yang ditimbulkan oleh perang, tidak harus dengan cerita yang
rumit atau dengan menjual adegan-adegan perang yang kejam, namun dengan
kesederhanaan seperti yang di tampilkan dalam animasi produksi Studio
Gibli ini, pesan anti perang dapat disampaikan dengan begitu simple namun sangat efektif ‘menusuk’ hati para penontonnya. Ya, Hotaru no Haka atau yang memiliki judul lain, Grave of the Fireflies adalah sebuah anti war animation yang
ditulis dan disutradarai oleh Isao Takahata, salah satu pentolan Studio
Gibli selain Hayao Miyazaki. Walaupun masih menampilkan animasi-animasi
khas Gibli lainnya yang indah dan penuh warna, namun jika dilihat dari
ceritanya, Grave of the Firefliesmenampilkan
sebuah kisah yang terbilang sedih dan cukup depressing yang juga jelas
berpotensi besar untuk menguras emosi penontonnya.
Ini adalah adaptasi dari novel semi-otobiografi dengan nama yang sama oleh Akiyuki Nosaka , dimaksudkan sebagai permintaan maaf pribadi kepada saudara penulis sendiri (Mungkin karena sama seperti Cerita dari Anime ini, dan membuat novel/anime sebagai permintamaafan)., Grave of the Fireflies bercerita perjuangan dua orang kakak beradik yang berusaha untuk mmpertahankan hidupnya. Film bersetting di Jepang pada masa perang dunia ke II sekitar tahun 1945. Pada masa itu Jepang sedang berperang dengan Amerika, hampir setiap hari pesawat tempur menghujani Jepang dengan rudal-rudal yang bisa menghancurkan bangunan-bangunan di Jepang. Termasuk di daerah Seita dan Setsuko, dua orang kakak beradik, mereka tinggal bersama ibunya. Sedangkan ayahnya merupakan seorang tentara yang sedang ikut berperang. Suatu hari ada peringatan bahwa akan daerahnya akan diserang oleh pesawat Amerika. Seita yang sedang berusaha menyelamatkan sebagian barang-barang menyuruh ibunya pergi terlebih dahulu ke shelter persembunyian. Seita saat itu sedang bersama adiknya. Mereka terpisah dengan ibu mereka. Setelah serangan berakhir, Seita berusaha mencari ibunya namun dia menemukan ibunya dalam keadaan luka parah. Saat akan dibawa ke rumah sakit, ibunya meninggal. Tetapi seita tidak memberitahu kabar tersebut pada setsuko. Dia hanya bilang kalau ibunya sedang sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Sejak itu dia tidak memiliki rumah untuk tempat tinggal karena sudah hancur lebur diserang bom dari pesawat.
Dia mengajak adiknya untuk tinggal di rumah bibinya. Setelah beberapa hari tinggal di situ, bibinya merasa terganggu dengan Seita dan Setsuko yang dianggapnya merepotkan. Lebih kejamnya lagi, bibinya memberi tahu setsuko jika sebenarnya ibunya telah meninggal. Mereka yang tidak punya rumah pun akhirnya tinggal di sebuah shelter persembunyian. Tempat tersebut berupa gua kecil yang tidak ada apa-apanya. Mereka tidur dan membuat makanan di tempat itu. Hari berlalu dan kesulitan pun semakin bertambah, mereka kehabisan uang untnuk membeli makanan. Seita sempat mencuri kebun tetangga agar tetap bertahan hidup namun ketahuan. Mereka berusaha keras untuk tetap bisa bertahan hidup.
Apa yang ditampilkan oleh Grave of the Fireflies mampu
memberikan gambaran realistis tentang apa yang terjadi disaat itu,
sebuah gambaran pedih yang jauh dari kisah-kisah bahagia yang sering di
jual animasi-animasi ceria kebanyakan. Isao Takahata dengan sangat baik
menyisipkan sebuah pesan yang kuat dibalik goresan-goresan animasinya
yang indah, sebuah pesan dimana perang selalu lebih banyak meninggalkan
kesedihan dibanding kebahagiaan bagi orang-orang yang terlibat
didalamnya, baik langsung maupun tidak langsung.
Hotaru no Haka / Grave of the Fireflies berhasil menampilkan sebuah kisah sederhana, realistis dan menyentuh yang mampu memberikan efek besar bagi para penontonnya. Tidak terlalu berlebihan rasanya jika Roger Ebert menganggap animasi satu ini adalah salah satu the most powerful anti-war movies ever made, bahkan mereka pun berani menyandingkannya dengan karya hebat Steven Spielberg, Schindler’s List.
Download Film:
Direct | Subtitle Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar